
Musik sudah berhenti mengalun. Puji-pujian dan doa penutup telah dinaikkan. Buku evaluasi selesai dicatat. Kolekte telah selesai dihitung. Pelayanan periode ini pun telah usai. Jika mengenang minggu-minggu awal masa pelayanan di PO Sabtu periode ini, waktu serasa melesat dengan cepat. (Saya menulis POdium POSITIF terakhir PO Sabtu tahun lalu disini). Memang ada kalanya kejenuhan menyapa dan rasa letih akan mengurusi perkara yang saling tumpang tindih. Belum lagi tanggung jawab kuliah dan printilan lain yang saling dekat. Namun jika seandainya waktu bisa diulang kembali, tak rela rasanya jika mengulang semua kejadian pahit dan manis itu. Terlalu berharga dan terlalu ajaib untuk dihapus begitu saja.
Saya menyadari bahwa setiap pelayanan demi pelayanan yang dilewati hanyalah anugerahNya semata. Beneran! Kalau mau hitung-hitungan, Tuhan bisa pakai siapa saja. Terlepas dari how skillfull and how talented are you, tetap kita semua hanyalah alat semata di tanganNya. Tuhan tidak butuh pelayanan kita seolah Dia kurang maha kuasa. Kita lah yang dapat hak istimewa untuk melayani Sang Pembuat gunung dan Pengukir awan-awan itu.
Sementara hal-hal demikian kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan bersama dengan waktu, talenta dan 'domba-domba' yang Ia percayakan, pelayanan memiliki sisi unik lainnya. Kita bertanggungjawab pula terhadap organisasi yang mewadahi. Evaluasi kinerja, anggaran, program kegiatan dan seabrek strategi lainnya. Kedengarannya teknis memang, tapi justru dengan demikian karakter, pengalaman dan tanggung jawab kita diasah. Dengan evaluasi, pelayanan berikutnya akan belajar dari periode sebelumnya. Mengembangkan yang baik dan memperbaiki yang gagal secara bertanggung jawab. Jika tidak dapat dipercaya di hadapan manusia, bagaimana bisa dipercayakan tanggung jawab yang lebih besar dari Allah yang tidak kelihatan?
Faktor tekanan dan ekspektasi berlebihan dari manusia memang cukup membuat depresi pelayanan. Masukkan juga variabel eksternal dari situasi, kondisi luar yang seringnya tidak memihak sesuai rencana, jadilah beberapa pelayan melepas tugas mereka dengan euforia sukacita pasca pelayanan. Ekstrem lainnya adalah melepas pelayanan dengan penyesalan luar biasa karena tak sanggup mengerjakan tanggung jawab dengan maksimal dan meninggalkan sisa-sisa mimpi dan hutang pelayanan ke generasi berikutnya. Tapi bukankah dalam melayani Tuhan tidak ada kata pensiun? Belum saatnya purnabakti. Tidak akan pernah usai sampai kelak kita dipanggil dari dunia ini. Sebab ladang yang menguning (atau sudah hampir busuk) masih luas, sedangkan pekerja sedikit. Masih banyak pekerjaan yang dapat dilakukan selama masih siang. Jenjang studi, pekerjaan, pasangan hidup, kekuatan, usia lanjut dan segala hal lain hanyalah sebatas penanda untuk 'pindah tugas'. Seperti nasib segala sesuatu di bawah kolong langit ini, pelayanan kita selain tak sempurna, dibatasi pula oleh waktu.
Akhirnya, jejak apa pun yang kamu tinggalkan dalam satu periode pelayananmu, entah kesan dan teladan manis atau mungkin cela dan keterbatasan, biarlah Tuhan yang menilai. Sebab hanya Dia yang menyelidiki hati dan mengetahui motivasi pelayanan. Terima kasih dan syukur untuk pelayanan teman-teman pengurus maupun keluarga besar PO Sabtu ACT. Selamat melanjutkan atau selamat di'pindahtugas'kan dalam pelayanan berikutnya. Tidak ada kata pensiun dalam berbakti dan melayani Tuhan hingga kelak Dia yang memanggil dan bertemu muka dengan kita, mendapati kita adalah hamba-hamba yang baik dan setia. :)
Jakarta, 02 Juli 2011.
0 comments