Ia menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan, tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3:11 - BIS
Kalo senang nonton film, apalagi yang diadaptasi dari novel, tren belakangan yang dianut Hollywood adalah membuat sekuel-sekuel atau kelanjutan dari kisah sebelumnya. Entah itu sang hero bertemu dengan heroine lalu hidup bersama, mengungkit masa lalu sebelum sang tokoh mendapat kesaktian atau malah bangkitnya musuh terdahulu untuk balas dendam. Macem-macem deh!
Di atas semuanya, saya bersyukur punya Allah, Sang Sutradara terbesar alam semesta. Dia yang menciptakan setiap karakter dan menempatkannya di setting waktu, tempat dan lingkungan yang tepat. Tepat sesuai role yang Ia berikan dan tepat untuk memuliakan Dia. Namun jangan keburu pesimis dan memandang Allah sebagai Oknum yang tidak jauh beda dengan diktator, pengatur yang semena-mena. Dia memberikan kita peran sekaligus improvisasi kebebasan untuk menjalani skenario hidup kita. (Hahaha! Okeh, kali ini saya nggak akan berpanjang-panjang nyerimpet ke kehendak bebas dengan rencana kekal Allah yang tak terbantahkan)
Selama masih bernapas, kita akan terus menjalani periode satu berganti periode lainnya. Menjumpai satu keadaan dan akhirnya meninggalkan keadaan tersebut. Kadang saya bertanya, apa tujuan Allah menciptakan perubahan yang kadang dibungkus dengan sesuatu yang misterius? Bukankah bagus jika manusia tetap pada keadaannya sekarang, menjalani hal yang sama, berelasi dengan orang yang sama pula. Statis. Stabil. Tanpa perubahan yang fluktuatif. Tapi seorang penulis bertutur, justru dalam perubahanlah Allah menciptakan sebuah kerinduan kepada Dia yang tidak pernah berubah. Kita menjadi semakin mengharapkan akan suatu kekekalan bersama Dia di surga kelak, bukan mencintai kenyamanan dunia yang sementara ini. Sungguhpun hidup di dunia adalah sebuah trailer singkat tentang kehidupan bersama Allah yang kekal.
Peran masing-masing kita akan berlanjut dengan sekuel-sekuel yang berbeda. Tidak akan tamat sebelum kita dipanggilNya atau Dia yang datang pada kita. Karena setiap akhir dari sebuah babak, adalah sebuah awal baru bagi babak lainnya. Hidup kita cuma sekali. Nggak ada peran ganda kayak reinkarnasi. Oleh karena itu, mari kita hidupi hidup yang berdasarkan Firman Allah senantiasa agar hidup kita tidak menyimpang cerita Allah.
0 comments