Lalu saya kembali teringat akan Seseorang yang pernah menenangkan angin dan badai yang mengamuk saat murid-muridNya ketakutan. Ia menghardik badai itu dan seketika angin dan danau itu menjadi teduh. Ya, mungkin saya harus mengalihkan pandangan dari ketakutan kepada angin dan badai di depan sana. Biarlah mereka menderu dengan kencang, saya mau belajar untuk berdiam, menenangkan diri, memandang kepada Sang Pencipta Semesta yang berkuasa menenangkan badai sehebat apa pun, lalu menyerahkan kemudi kepadaNya. Saya mau menikmati perjalanan, berbadai atau teduh lancar, denganNya sebagai nakhoda. Itu jauh lebih seru!
Lalu saya kembali teringat akan Seseorang yang pernah menenangkan angin dan badai yang mengamuk saat murid-muridNya ketakutan. Ia menghardik badai itu dan seketika angin dan danau itu menjadi teduh. Ya, mungkin saya harus mengalihkan pandangan dari ketakutan kepada angin dan badai di depan sana. Biarlah mereka menderu dengan kencang, saya mau belajar untuk berdiam, menenangkan diri, memandang kepada Sang Pencipta Semesta yang berkuasa menenangkan badai sehebat apa pun, lalu menyerahkan kemudi kepadaNya. Saya mau menikmati perjalanan, berbadai atau teduh lancar, denganNya sebagai nakhoda. Itu jauh lebih seru!
1 comments