Suatu hari, Manusia duduk termenung dan menjerumuskan diri dalam kemuraman. Seluruh hewan berkerumun di dekatnya dan berkata, "Kami tidak ingin melihatmu bersedih. Mintalah apa pun yang engkau mau, kami akan mengabulkannya". Manusia berucap, "Aku ingin penglihatan yang tajam". Burung Nasar membalas, "Ambillah penglihatan serupa dengan yang kumiliki". Manusia berujar, "Aku ingin kekuatan". Jaguar menimpali, "Engkau akan kuat seperti aku". Lalu Manusia meminta, "Aku ingin mengetahui segala rahasia perut bumi". Ular menjawab, "Aku akan memperlihatkannya kepadamu". Lalu berlalulah segenap hewan itu. Dan setelah sang Manusia memiliki semua pemberian yang dapat diberikan oleh seluruh hewan, ia pergi. Lalu Burung Hantu berkata kepada semua hewan lainnya. "Sekarang, Manusia telah mengetahui terlalu banyak, mereka akan mampu melakukan banyak perkara. Tiba-tiba aku merasa khawatir". Seekor Rusa menjawab, "Manusia telah mendapati apa yang ia mau. Sekarang, segala kesedihan dan kerisauan akan lenyap daripadanya". Namun Burung Hantu menjawab, "Tidak. Aku melihat sebuah lubang di dalam Manusia. Jauh membenam seperti rasa lapar yang tidak akan pernah sanggup ia puaskan. Itulah yang selalu membuat dia gundah dan mendorongnya terus menerus hidup dalam keinginan yang tak kunjung habis. Dia akan terus mengambil dan mengambil, sampai suatu hari Sang Bumi akan berkata lirih, 'Aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dapat diberikan kepadamu'"
- Kisah Sang Pendongeng, Apocalypto.
Manusia diciptakan dengan lubang di hatinya, seperti kepingan Puzzle. Manusia akan mencoba serpihan demi serpihan dari birahi, kenikmatan, relasi, aktivitas, kemapanan -bahkan agama, untuk memenuhi lubang tak berdasar itu. Mencoba mengisi lubang itu ibarat menabur pasir ke blackhole di alam semesta atau melempar daun kering dalam dapur api. Karena lubang tak berujung itu dimaksudkan hanya untuk diisi dengan Entitas yang tak terbatas pula. Keilahian yang Maha Hadir yang supranatural. Dialah Mata Air yang memancar untuk jiwa yang dahaga. Sang Roti Hidup untuk mereka yang lapar. Sang Gembala Agung yang olehNya, takkan kekurangan aku.
04 Oktober 2011, selesai Bab VI -MHB
0 comments