Kita hidup dalam zaman yang jenuh dalam berbagai posisi. Segala sesuatu terjadi berulang kali dan semuanya telah pernah dialami. Setiap hari kita bercerita mengenai borok bobrok dan bersenandung tentang yang tak becus diurus. Kita butuh banyak pemimpin yang membawa perubahan, mereka yang paham aturan serta berani merombak tata cara yang terlanjur berantakan. Semua orang juga bisa kalau cuma sekedar protes menggerutu. Toh, setiap orang selalu menganggap diri tak pernah keliru. Walau nyaris serupa, tetapi selalu ada perbedaan tipis antara "memberontak" dengan "membuat dampak". Jika yang pertama cuma merusuh dan bikin kisruh, yang lainnya justru merancang langkah ke depan lebih maju.
Maaf, tapi kami sudah kenyang dengan pemberontak congkak atau penentang yang merasa diri paling suci. Awalnya selalu tampak keren, kemudian sama saja... memble. Cih!! Saya jadi tidak heran bahwa akhirnya perang agama membuat orang menjadi ateis, atau kaum golput yang terlahir karena perang politis. Kami sudah kenyang mendengar omong kosong bohong.
Karena perubahan tak perlu menunggu sampai tiba aksi yang besar bingar, mungkin dimulai dari sesuatu yang sederhana dan yang paling biasa. Karena ternyata mungkin menjadi pengubah itu kombinasi antara cerdas otak menggagas, luas hati berempati, sekaligus tangkas tangan bertindakan. Karena perubahan itu harus dimulai dari kamu dahulu. Kemudian kita sama-sama berteriak lantang, "Pemberontak Pemberontak".
0 comments