Tentang Memberi
Saya tidak percaya orang bisa menentukan berapa banyak yang harus kita berikan. Saya takut satu-satunya peraturan yang aman adalah dengan memberi lebih banyak daripada yang bisa kita sisihkan... Jika pemberian kita sama sekali tidak memeras atau membatasi kita, harus saya katakan bahwa pemberian itu terlalu kecil. — C.S. Lewis
Memberi itu tidak sesederhana melepaskan milik yang sisa, yang tak berguna, atau yang malah sudah jadi sampah. Ada sisa snack tadi pagi, belum rusak meskipun aromanya sudah mulai basi. Buru-buru saja dibagikan, daripada nggak ada yang makan. Ada barang obralan tak laku yang terlanjur dibeli, lalu ketahuan cacat di sana sini. Disumbangkan saja, biar tak teronggok berdebu dan memenuhi rumah.
Pemberian tak melulu benda berwujud, tampak dan kasat. Dapat pula, alih-alih nasihat, justru komentar sok tahu bernada ikut campur yang bangsat. Lalu deretkan lagi beragam pemberian sisa dan nirguna —waktu yang sisa, niat yang separuh, pikiran yang mengembara, tenaga yang setengah, perhatian yang terpecah dan berbagai pemberian sampah. Bikin runyam, tambah suram. Jenis pemberian macam ini yang daripada berdaya dan bertepat guna, justru lebih banyak bikin repot sang penerima.
Memberi, baik yang sembunyi-sembunyi dan spontan terjadi, adalah resep memadamkan murka. Begitu juga dengan pemberian bukan benda dalam waktu, kadar dan jumlah yang tepat... bla bla bla. Menulis rumusan memberi tak akan bisa diakhiri. Saya rasa, sebagaimana memberi adalah aksi dasar insting manusia sebagai makhluk sosial, menerima pun adalah respon komplemen yang naluriah dan normal. Hanya saja, naluri itu mampu mengendus pemberian yang tak tulus, sekedar cari muka, maupun modus. Memang memberi itu berpadanan dengan menyerahkan, membagi, menyumbangkan atau berdonasi, tetapi tak pernah berarti tindakan menyampah atau bikin orang lain makin susah. Memberi atau menahan diri, silakan putuskan sendiri. Saya rasa anda jauh lebih ahli. :)
2 comments
Halo..
ReplyDeleteterima kasih ya, postingannya ringkas, sederhana tapi 'menampar'..hehe
Terus berkarya ya, btw saya juga nonton film Keripik Sukun Mbok Darmi waktu festival film pendek 2013 :)
Ringkas tapi 'menampar' :)
ReplyDeleteTrims..hehe
Saya juga nonton Keripik Sukun Mbak Darmi di festival film pendek :)
Terus berkarya..