Kalau ada survey mengenai Kitab yang paling disukai, mungkin salah satu jawaban teratasnya adalah Mazmur. Kitab yang penuh dengan nyanyian, puisi, syair dan ungkapan perasaan manusia kepada Allah. Uniknya, kumpulan curhat, doa dan seruan dari manusia ini pun diakui dan adalah Firman Allah. Salah satu buktinya, di atas kayu salib, Tuhan Yesus berseru kepada Bapa menggunakan Mazmur 22, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?".
Allah mengaruniakan Mazmur dan puji-pujian kepada manusia sebagai sarana mengungkapkan kekaguman, hormat, syukur, dan sukacita kepadaNya. Bahkan Mazmur membantu kita mengekspresikan perasaan-perasaan yang lain semacam kesedihan, kemarahan dan rasa keterbatasan kita untuk mengerti Allah. Sekalipun Dia mengenal isi hati kita, Dia tetap rindu bercakap-cakap dan mendengar kita apa adanya. Perasaan, seperti juga halnya jiwa, roh, akal budi, kekuatan, talenta dan anugerah lainnya, diciptakan oleh Allah dalam diri manusia. Namun jangan pula terjebak ekstrim bertindak berdasarkan perasaan melulu, atau sebaliknya tidak pakai perasaan seperti robot. Kuasailah perasaan tersebut berdasarkan kebenaran Firman Allah sehingga seluruhnya pun dipakai memuliakan Allah.
Syukur pada Allah, Indonesia adalah negeri yang kaya akan keberagaman suku bangsa dan budaya. Sampek dan Tifa adalah sebagian kecil dari alat musik tradisional Indonesia. Sampek adalah alat musik petik menyerupai kecapi yang kerap dipakai mengiringi nyanyian para pemuda-pemudi dayak Kalimantan, sedangkan Tifa merupakan sejenis gendang yang ditabuh dalam berbagai tarian berirama rancak di Kepulauan Maluku dan Papua. Semuanya pun dapat dipakai untuk memuji Tuhan
Biarlah segala suku bangsa, kaum dan bahasa memuliakan Allah. Biarlah namaNya ditinggikan lewat ciptaanNya. Nyanyikanlah pujian dan mainkan musik dengan segenap perasaan, hati, jiwa, roh, akal budi dan hidup kita berdasarkan kebenaran Firman Allah. Sebab hanya Tuhan yang layak menerima segala penyembahan, kemuliaan dan hormat kita.
Allah mengaruniakan Mazmur dan puji-pujian kepada manusia sebagai sarana mengungkapkan kekaguman, hormat, syukur, dan sukacita kepadaNya. Bahkan Mazmur membantu kita mengekspresikan perasaan-perasaan yang lain semacam kesedihan, kemarahan dan rasa keterbatasan kita untuk mengerti Allah. Sekalipun Dia mengenal isi hati kita, Dia tetap rindu bercakap-cakap dan mendengar kita apa adanya. Perasaan, seperti juga halnya jiwa, roh, akal budi, kekuatan, talenta dan anugerah lainnya, diciptakan oleh Allah dalam diri manusia. Namun jangan pula terjebak ekstrim bertindak berdasarkan perasaan melulu, atau sebaliknya tidak pakai perasaan seperti robot. Kuasailah perasaan tersebut berdasarkan kebenaran Firman Allah sehingga seluruhnya pun dipakai memuliakan Allah.
Biarlah segala suku bangsa, kaum dan bahasa memuliakan Allah. Biarlah namaNya ditinggikan lewat ciptaanNya. Nyanyikanlah pujian dan mainkan musik dengan segenap perasaan, hati, jiwa, roh, akal budi dan hidup kita berdasarkan kebenaran Firman Allah. Sebab hanya Tuhan yang layak menerima segala penyembahan, kemuliaan dan hormat kita.
Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! - Mazmur 150:6
PS: Terima kasih untuk Frits buat terjemahan bahasa Biak dari Papua-nya. Ternyata seru juga mencari Alkitab dalam terjemahan bahasa daerah. :)
0 comments