Bikin animasi itu ibaratnya menggoreng keripik. Gampang-gampang susah, ngeri-ngeri sedap! Ada banyak tools – beserta kelebihan dan kekurangannya, yang dapat digunakan untuk mengolah bahan menjadi sesuatu yang siap saji. Ada banyak software yang bisa jadi opsi, namun semuanya tetap menghasilkan satu produk jadi: animasi. Kalau tidak waspada menggunakan pisau, alih-alih memotong lembaran keripik tipis, jari pun ikut teriris. Begitu pula dengan membuat animasi yang apik, mesti dibarengi dengan disiplin memanfaatkan waktu atau bijak menyiasati teknik.
Keripik Sukun Mbok Darmi adalah film pendek animasi yang saya kerjakan untuk tugas akhir perkuliahan di jurusan Animasi School of Design Binus University dengan bimbingan dari Pak Satrya Mahardhika dan Pak Tunjung Riyadi. Film komedi ini berkisah mengenai Mbok Darmi yang ketinggalan keberangkatan keretanya dan terpaksa menunggu di stasiun Sukabrantah, namun ia tidak sendirian. Seorang preman misterius berebut sebungkus keripik dengan Mbok Darmi.
Secara umum, animasi sebagai medium penggagas komunikasi sekaligus media seni dapat mewujud menjadi beragam format dan berlainan genre. Semua orang punya selera dan resep wasiat tersendiri untuk menyajikan animasi yang nikmat ditonton, sedap diikuti, dan membuat audiens mendecakkan lidah mengecap pesan atau cerita yang dituturkan. Kali ini saya berbagi resep menggoreng film pendek animasi Keripik Sukun Mbok Darmi.
Dalam pembuatan animasi, dikenal 3 tahapan produksi: pra produksi, produksi dan paska produksi. Proses pra produksi utamanya adalah persiapan dan pematangan ide cerita, menyusunnya menjadi rangkaian skenario berdurasi yang kemudian diterjemahkan menjadi storyboard berisi panel-panel rancang adegan. Sebuah animasi, selain dieksekusi dengan yang estetik, utamanya harus pula berbarengan pula dengan cerita yang baik. Ide terbaik tidak serta merta muncul begitu saja, tapi ide terbaik bisa muncul dari mana saja. Mari kita tengok sekeliling kita, mungkin ide itu sesederhana kisah bungkusan yang tertinggal, makanan ringan di rumah kakek, atau tulisan kocak yang nempel di dashboard angkot. Mengangkat cerita dari orang lain pun juga termasuk ide. Namun dalam proses penyusunan cerita, kadang kita harus mengupas ide-ide yang baik, membersihkannya untuk mengiris bagian yang terbaik daripadanya.
Memilih yang terbaik berarti pula mengenal kualitas inti dari sebuah bahan, bahkan meriset jika diperlukan. Saya melakukan survey lokasi untuk membangun setting lokasi Stasiun Sukabrantah dengan berkunjung ke beberapa stasiun, misalnya Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Tugu di Yogyakarta, Stasiun Sukabumi, dan Stasiun Kota di Jakarta. Jalan-jalan selama proses survey ini benar-benar seru! Sesampainya di stasiun-stasiun tersebut, saya mengambil beberapa foto atau membuat quick-sketch mengenai profil penumpang kereta yang mbok-mbok atau yang bertampang preman, interior art-deco peninggalan khas stasiun yang dibangun pada kolonialisasi Belanda, sampai papan petunjuk keberangkatan kereta. Memang tidak seluruhnya bakal dimasukkan ke dalam film animasi tersebut, tapi referensi itu sangat membantu sebagai bumbu-bumbu penyedap dalam menghidupkan tokoh Mbok Darmi dan suasana Sukabrantah.
Proses produksi adalah masa yang menegangkan. Kalau menggorengnya kelamaan, keripik jadi gosong tidak bisa dimakan. Kalau terlalu cepat diangkat, malah tidak renyah karena masih mentah. Selama tahapan produksi, dituntut efisiensi pengaturan waktu dalam modelling aset, beserta kelengkapan gerak dari model 3D karakter tersebut. Seluruh proses produksi dan rendering film ini dikerjakan dengan menggunakan software Blender. Software 3D opensource yang memudahkan dalam modelling, texturing, rigging dan animasi Keripik Sukun Mbok Darmi. Walaupun tidak sepopuler software 3D lainnya, sebagai software opensource, Blender didukung dengan banyak fitur yang memudahkan pipeline kerja animasi. Forum komunitas serta tutorial di internet sangat membantu saya dalam kreasi animasi ini.
Membuat animasi berarti menggerakkan bone dan mesh dalam jendela kerja di layar komputer sesuai timing yang tepat. Ini artinya berjam-jam duduk menghadap layar monitor dengan mouse dan keyboard di masing-masing tangan. Leher jadi tegang dan punggung pun pegal, tapi disinilah ujian kesabaran dalam menggoreng sebuah animasi. Animasi tidak melulu bicara soal skill yang mumpuni, namun juga ketekunan yang dinyalakan oleh passion, semangat dan sepasang koyo cabe yang menempel di tengkuk. Hehehe.
3. Angkat keripik yang sudah matang dan dinginkan, bungkus dalam kemasan dan keripik siap dihidangkan
Keripik Sukun Mbok Darmi adalah film animasi pendek pertama yang saya selesaikan dengan Blender dan software compositing pendukung lainnya. Masih banyak kekurangan dan disana-sini masih kelihatan noda cipratan bekas minyak gorengan. Pada akhirnya, film ini berhasil terselesaikan juga. Semuanya adalah hasil kerja keras dan bantuan dari para dosen dan banyak sahabat.
Selama proses kreasinya, tak terhingga pengalaman yang dipelajari dalam berproduksi mandiri. Namun saya juga tetap butuh kritikan dan saran dari khalayak penonton umum, untuk itu saya mengikutsertakan Keripik Sukun Mbok Darmi ke dalam beberapa festival dan kompetisi. Hitung-hitung promosi dalam rangka paska produksi dan makin mengenal kapasitas kompetensi film animasi lokal, baik di ranah pribadi atau di luar negeri. Syukur kalau Keripik Sukun Mbok Darmi yang sempat ditayangkan pada festival Comiconnexion – Goethe Institute, Fresh n’ Brite 2012 – Kota Kasablanka, Surabaya Animnation Hari Pahlawan 2012 – IFI Surabaya, berhasil meraih nominasi Best Short Film di Suzzane Award – Blender Foundation dan, saat tulisan ini dibuat, masuk dalam seleksi International Student Competition – PISAF 2012, Korea. Senang dan bangga rasanya kalau ternyata animasi lokal pun juga berangsur-angsur diapresiasi oleh orang sendiri dan dunia luar. Ini bukan berarti saatnya kelewat berpuas diri dan mabuk pujian. Sebaliknya, ini tanda untuk harus makin banyak belajar untuk melatih kepekaan mengiris bahan yang tepat dan menyajikan animasi yang lezat. Mengeksplorasi teknik dan penceritaan baru, atau sesekali mencoba resep yang keluar dari pakem, jangan menunggu sampai keburu melempem. So, siapa yang sudah siap menggoreng, eh... membuat animasi?
0 comments