Catatan Gereja

Tak Satu Pun

11:18 PMorangizenk

Apa yang dapat memisahkanku
Dari kasihMu Tuhan, Sahabatku?
Kelaparankah? ketelanjangankah?
Tak satupun, tak satupun

Apa yang dapat memisahkanku
Dari kasihMu Tuhan, Sahabatku?
Aniayakah? penderitaankah?
Tak satupun, tak satupun

Minggu itu adalah salah satu dari minggu-minggu awal di tahun baru, giliranku melayani sebagai worship leader di gereja. Tema ibadahnya: Aman dalam lindungan Tuhan. Sabtu sore itu, aku membuka kembali kertas-kertas lirik berisi pengulangan lagu dan nada dasar, hendak memeriksa kembali berbagai catatan yang kutambahkan di dalamnya. Membaca kembali lirik-lirik lagu "Tak Satu Pun" yang kupersiapkan sebagai lagu sebelum khotbah, mendadak sebaris puisi lama muncul di ingatanku. Puisi Jejak-jejak Kaki. Parafrasenya kurang lebih demikian,

Satu malam aku bermimpi berjalan menyusuri pantai, berdua bersama Tuhanku.
Aku lihat di cakrawala berkelebat kilasan-kilasan hidupku.
Di tiap babaknya aku lihat dua pasang jejak kaki di pasir.
Sepasang jejakku dan sepasang lagi jejak Tuhanku

Kilasan terus berganti, sampai aku sadari bahwa hanya ada sepasang jejak.
Justru ketika hidup rasanya berat dan sesak.

"Tuhan, Tuhan," Aku bertanya dalam kebingungan.
"Ketika aku bertekad mengikut Engkau, JanjiMu Engkau selalu menyertai;
Tetapi mengapa yang kusaksikan hanya ada sepasang jejak justru di saat-saat yang sulit dan sukar?
Tuhan, aku tidak mengerti, mengapa di saat aku paling membutuhkanMu,
Engkau meninggalkanku?"

"AnakKu yang kusayangi", jawabNya

Aku sungguh-sungguh mengasihiMu dan tak pernah sekalipun meninggalkanmu.
Dalam pencobaan, dalam bahaya, dalam sengsara dan air mata,

Sewaktu kau melihat hanya ada sepasang jejak,
Itulah saat-saat Aku menggendongmu"


Sendirian aku terharu dalam diam. Aku tercengang memaknai kembali kesamaan isi puisi dan lirik lagu yang terinspirasi dari sebaris kalimat surat Paulus kepada jemaat di Roma (8:35). Ketika memulai tahun yang baru, menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dimengerti, atau sewaktu kesulitan silih berganti melanda, mudah rasanya untuk meragukan bahkan menuduh Allah abai menyertai. Refrein lagu "Tak Satu Pun", seperti halnya bagian akhir puisi "Jejak-Jejak Kaki" sekali lagi mengingatkanku pada sore itu bahwa tak ada satu pun yang mampu memisahkan kita dari kasih Kristus.

Tiada satupun s'perti Kau Yesus
Kau Sahabat yang sejati
Dalam bahaya Kau menggendongku
Engkau Yesus, Sahabatku

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Coffee Treat

Saya memberikan lisensi GAMBAR ILLUSTRASI dan WALLPAPER yang ada di blog ini di Attribution-NonCommercial-ShareAlike CC BY-NC-SA. Singkatnya, kamu bisa pakai, remix dan edit karyamu berdasarkan gambar illustrasi dan wallpaper yang saya buat dan post di blog ini secara gratis untuk projectmu secara NON-KOMERSIL. Kamu nggak mesti mencantumkan sumbernya, tapi saya bakal seneng banget kalo kamu cantumkan :)

Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu-ragu kontak saya di: himself@herikurniawan.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Contact Form