Aku punya teman namanya Anugerah. Kami bermain, belajar, dan bersenang-senang bersama. Sahabat yang datang menjenguk ketika aku lelah dan sakit. Yang membela atau malah ikut menghina. Kami tak terpisahkan, aku dan dia. Setiap hari adalah hari baru untuk bermain. Tak peduli tanggungan dunia, setiap langkah adalah lompatan dan setiap teriakan adalah nyanyian. Kami berkelahi dan berebut seperti saudara. Kadang mengalah, seringnya saling tuding dan kemudian tertawa.
Tapi hari itu Anugerah tak masuk lagi. Aku dengar dia pergi pindah, tak sempat pamit, tak mengerti suatu hari tak ada dia lagi. Sahabatku pergi dan tak pernah berkabar lagi. Awan hitam tak pernah mampir, namun kabut kelam juga tak mau sirna. Menggantung tak pernah meranggas, kawan-kawan datang silih berganti namun luka sahabat tak pernah sembuh selalu membekas.
Malam ini, aku mengingat Anugerah dan rasa Terima kasih dan sejumput Asa. Berkat-berkat akan ku Hitung, Cerita-cerita yang tak sempat kau dengar akan kubicarakan, Yang manis akan kukenang sementara yang Hitam akan kubuang. Marah, Riwayat, dan Topangan rahmat, Diberikan cuma-cuma oleh Wawasan, Obrolan, dan Jam-jam tak terhingga, namun aku tak pernah puas akan waktu-waktu ini! Ingin aku pergi berlari lagi ke masa itu, ketika Anugerah dan aku bermain-main di halaman belakang, memanjat pohon dan menikmati senja. Aku kangen kita.
0 comments