Menghirup Hembus NamaMu
10:32 PMorangizenkKetika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup
Kejadian 2:7
Bagaimana aku bisa menyangkali bahwa belakangan ini aku kesulitan berdoa? Hari-hari ini sudah sedemikian sumpek dan sarat beban. Jikalau sempat terucap pun, tak lebih sekadar rentetan racau terbata-bata kurang dari semenit atau dua. Kemudian pikiranku terhempas kembali dalam palung keraguan, isolasi, dan kemonotonan.
Kudengar, dalam kelemahan, roh berdoa dalam keluhan yang tak terucap berusaha menggapai surga. namun mengapa yang kurasakan seruan itu mungkin sebatas memantul di langit-langit rumah, belok ke tangga dan memercah hilang entah kemana? Atau parahnya lagi, benarkah kurasa rohku berdoa?
Masihkah kupercayai yang kudoakan, sementara yang kutemui berkebalikan?
Aku ingat kata mereka bahwa kita bernapaskan nama yang kudus dan sungkan disebut. Nama Allah - YHWH - seringkali dilafalkan sebagai Yahweh, konon oleh mereka bukan bersuara diucap, melainkan dinapaskan seperti halnya menghirup dan menghembus udara. Bernapaslah dengan mulut terbuka namun tak bersuara, bibir tak bergerak, dan lidah tak terangkat. Akan kau dengar "Yah" samar dalam tarikan dan hembusan "Weh" dalam keheningan. Nama yang kauucap setiap saat, dari lahir hingga akhir hayat. Yang pertama dan yang terakhir kali terucap.
Berkenankah jika dalam gelap dan dingin — ketika aku tak sanggup berkata-kata, yang kuucapkan hanya namaMu dalam setiap tarikan napasku? Tak kuharap mendengar jawaban yang panjang atau suara yang menggelegar terdengar. Sebab yang kuinginkan adalah Yang maha mengerti kesusahan hati hadir - meski dalam diam. Aku percaya, dengarlah seruan aku yang tidak percaya ini.
0 comments