Catatan

Untuk yang sedang Dilanda Kesepian

1:09 AMorangizenk

Perasaan tertekan dan kesepian itu nyata. Saat ini, kalau kamu merasa butuh pertolongan, jangan ragu untuk meminta pertolongan dan bantuan profesional. Anggap tulisan ini sekadar cerita dari teman yang pernah mengalami hal yang serupa, yang lukanya pun belum sembuh benar; yang tak akan bisa dan tak pernah mampu memahami perasaan yang kau alami saat ini. Aku menulis ini, siapa tahu ada yang perlu atau kelak malah akan kembali menjadi pengingat pribadi buatku sendiri. 

"Kamu suka menulis, kan?" Aku masih ingat beberapa tahun lalu seorang Cece pernah membuka percakapan demikian. "Cobalah menulis apa yang kamu alami dan bagaimana Tuhan sudah menolong kamu." lanjutnya lagi. "Buat apa, Ce?" Aku menggaruk kepala bingung. Aku memang biasa menulis berbagai hal, namun rasanya agak jarang memakai tulisan sebagai wadah sharing pengalaman. "Kalau Tuhan udah nolong kamu, mungkin kesaksianmu bisa dipake untuk menolong orang lain yang kebetulan mengalami hal yang sama", gitu katanya. Well, sambil mengenang percakapan singkat tersebut, aku mengingat kejadian beberapa minggu belakangan ini yang rasanya bikin stress dan bagaimana berbagai pertolongan di luar dugaan menolongku melewati waktu-waktu laknat itu.

Saat ini, tangan kita tak lepas dari ponsel dan seluruh keberadaan kita dimanja dengan jejaring yang makin terkoneksi, namun kesepian mewabah tanpa perlu virus, dan dampaknya sama mematikannya seperti penyakit kronis. Alih-alih menyambungkan satu sama lain, kesepian menyiksa dengan scrolling status tak berujung dan stalking tanpa henti. Siapa yang pernah mengalami, pasti pernah merasakan dibangunkan gelisah di tengah malam, dicekoki kekhawatiran sampai kenyang dan tak lagi bernafsu makan. Perasaan kesepian dan tertekan mungkin hanyalah gejala yang tampak dari persoalan yang lebih besar yang tersembunyi di bawah permukaan. Kalau sanggup, aku benar-benar ingin membantumu menyelesaikan bagian gunung es yang tak nampak itu. Namun inilah yang terbaik yang mampu kuceritakan, inilah beberapa hal sederhana yang pernah membantuku, mungkin bisa berguna juga untukmu. Adalah baik jika kamu melakukannya secara bertahap, namun feel free untuk melakukan yang bisa kamu lakukan lebih dulu.

Istirahat dan Makan
Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan itu krusial, bro. Tanyakan pada diri sendiri: Kapan terakhir kamu tidur? Apa yang terakhir kamu makan?  Inget cerita Elia? Ketika dia depresi dan burn out, pertolongan pertama yang dikasih Allah adalah makanan dan istirahat. Nggak cuma sekali, bahkan dua kali! Waktu kamu kurang tidur dan kurang makan, kamu bakal susah berpikir jernih, mikir negatif mulu, nggak bisa bikin keputusan yang tepat, dan mood jadi aneh. Kontak keluarga atau teman dekat yang kamu bisa numpang tidur sebentar (kalo perlu). Pesen makanan favoritmu sekarang lewat ojek online. Makan dikit aja gak apa-apa, kemudian tidur.

Ekspresikan dengan Tepat
Menurutku, waktu kita berhasil memahami atau bahkan mendefinisikan perasaan yang nggak keruan ini, rasanya kita udah setengah jalan di proses pemulihan. Di tahap ini adalah proses yang sebenarnya juga kita kenal dengan tahap: berdoa. Tapi aku tahu dan sadar, bahkan untuk berdoa saja, kadang aku tak punya kekuatan. Cari gaya yang pas buatmu sendiri untuk mengekspresikan perasaanmu kepada Allah. Kalau aku, aku suka menuliskan kejadian yang bikin aku bingung. Alih-alih verbal — anggaplah seperti halnya surat, aku memilih menujukan doaku kepada Allah dengan tulisan. Dengan menulis, aku mendistilasi apa tepatnya perasaan yang sedang aku alami, misalnya: kelelahan, disalahmengerti, kecewa, takut, bosan, marah, terisolasi, dan sebagainya. Dengan menulis, aku mempunyai waktu untuk membaca berulang kali runtutan kejadian yang memantik peristiwa tersebut. Semakin detil dan spesifik aku mengungkapkannya, aku jadi punya waktu mengintrospeksi reaksi yang aku lakukan dan mengendapkan berbagai rasa yang berkecamuk menjadi layer-layer terpisah yang jelas. Melalui menulis pula, sering ada jeda yang mengizinkan aku mengingat sekelebat ayat yang menguatkan dan menghibur cercah demi cercah.

Mungkin kamu tak suka menulis atau mengungkapkan dengan pena asing rasanya, jika lutut tak kuat bersimpuh seorang diri, pergilah, buat janji dengan keluargamu, hamba Tuhan, kakak pembimbing, atau seorang yang dewasa rohani yang kamu bisa percayai, yang nggak bocor mulut dan atau bercabang kelakuannya. Terbuka, ceritakan pergumulanmu dan ekspresikan perasaan-perasaan ga jelas itu. Datanglah dengan tulus. Mungkin nggak semua orang tersebut siap untuk memberi masukan yang tepat untukmu. Poinnya adalah minta agar dia berdoa untukmu. Kamu butuh telinga untuk mendengarkan dan kehadiran seseorang yang peduli. Itu sudah cukup. Nggak usah ngarep yang aneh-aneh, kayak malah minta dia balik ceritain pergumulan pribadi dia sendiri, atau malah menghasut agar ikut membenci pihak yang bikin kamu bergumul. Kedewasaan rohani pendengarmu krusial banget di tahap ini.

Ingat Kebaikan Allah
Saat ini, penting bagimu untuk menyadari bahwa Allah itu senantiasa baik dan bersyukur! Dengan bersyukur, kita membuka celah dari hati yang dingin ini untuk semakin percaya pada kehangatan karunia dan pemeliharaan Allah. Buka kembali foto-foto lama di Facebook atau dalam folder laptopmu. Baca kembali tulisan-tulisan di blog atau personal logmu. Bereskan kamar, rapikan mejamu, lipat baju, carilah kesibukan dan pekerjaan sehari-hari yang bisa sekaligus menyibukkan pikiran menganggurmu. Carilah dan ingat-ingatlah hal yang mampu membuatmu bersyukur ketika merapikan folder foto; Kenanglah tawa dan pencapaian, momen kebaikan, pemeliharaan Allah, serta kecukupan yang Ia sediakan ketika kamu melipat baju, menyapu rumah, dan mencuci piring. Ingatlah dan bersyukurlah bahwa bahkan ketika melewati lembah kelam atau padang yang berumput hijau, Tuhan tetap beserta.

Mendengar
Waktu sedih, rasanya pengen dengerin lagu-lagu yang menyayat hati dan bermellow-ria sepanjang hari, tapi percaya deh, yang begitu-begitu lain kali dulu. Dengerin lagu yang upbeat aja dulu. Atau alternatif lain, dengerin preaching dari Hamba Tuhan yang kamu bisa akses dengan mudah. Ada beberapa khotbah menarik di Spotify yang bisa dengan segera kamu dengerin. Carilah topik mengenai pengharapan, pergumulan atau kebaikan Allah. Mungkin bisa sekaligus jadi background suara, sementara kamu berjuang mengalahkan insomnia dan memejamkan mata.

Lakukanlah Lagi Apa yang Semula Engkau Lakukan
Kata lirik lagu himne itu,
"Turn your eyes upon Jesus!
Look full in His wonderful face!
And the things of earth will grow strangely dim
in the light of His glory and grace -
Pandanglah pada Yesus!
Pandanglah wajah muliaNya!
Kita akan takjub bahwa,
ternyata di hadapan cahaya kemuliaan dan rahmatNya,
dunia dan segala hiruk pikuknya
segera tampak meredup dan hampa".

Abaikan perasaan dan pemikiran negatif yang bisa terus menerus muncul, alih-alih pandanglah pada Kristus dan panggilanNya. Siapa tahu ini adalah saat untukmu merapatkan barisan, mengatur strategi dan fokus melakukan kembali apa sebenarnya panggilan dan tujuan hidup yang Allah sediakan yang tadinya kau nikmati. Alih-alih, gegulingan ga jelas berjam-jam, ngegame sekadar menghabiskan waktu, atau scrolling tak berujung, gunakan waktumu dengan produktif. Menulis skrip film pendek yang kau tunda, membaca tumpukan buku yang belum kelar dari tahun lalu, menggambar cerita yang nyangkut di kepala, atau keluar rumah untuk olahraga maupun ganti suasana.

Mengasihi Orang Lain
Bagian ini nggak kalah tricky. Sebagian bakal bilang bahwa mereka yang hancur hatinya tidak akan efektif untuk menyembuhkan orang lain. Kalo menurutku, kamu lebih memahami keadaanmu pada saat ini. Jika yang kamu butuhkan adalah waktu untuk pemulihan, gunakanlah sebaik mungkin, namun jika ada kesempatan yang Allah berikan untuk melayani — dan rasanya, kamu sudah punya cukup energi, lakukanlah dengan segenap hati. Poinku adalah: kecenderungan orang yang kesepian adalah  terjebak untuk terus menerus mengasihani diri sendiri. Secara pribadi, aku sendiri merasakan bahwa dengan mengasihi dan melayani orang lain, aku memindahkan keegoisan dan pemusatan diri kepada kebutuhan orang lain juga. Doakan teman yang lalai kau sadari ternyata punya persoalan keluarga, atau mereka yang juga punya masalah relasi, atau rekan karyawan yang bergumul soal keuangan, dan sebagainya. Tawarkan doa dan - jika sanggup, bantuan nyata. Ketika kita tak hanya memikirkan diri sendiri dan menolong orang lain, Allah dengan ajaib pelan-pelan memulihkan diri kita sendiri pula.

Untuk Mendatangkan Kebaikan
Percayalah bahwa di balik semua ini, Allah tahu dan Allah masih peduli kepadamu. Percayalah, bahwa ranting yang dibersihkanNya adalah untuk berbuah lebih banyak; yang walaupun terkulai tak akan pernah dipatahkanNya. Walau tampaknya, semua hal bodoh dan menyakitkan ini rasanya lebih mudah kalau tidak terjadi saja sekalian. Seandainya waktu bisa diputar kembali dan penyesalan tidak perlu terus menerus menggarukkan cakarnya di depan pintu, segalanya akan jauh lebih praktis. Namun, jika tidak demikian, kapan kapokmu? Kapan belajarmu? Percayalah bahwa Allah bekerja dengan cara yang belum kita pahami, yang kelak ketika kita kenang beberapa tahun mendatang, kita ngeh dengan titik-titik tersambung yang menjadi gambar yang indah itu.

Masih ada berbagai cara lainnya. Membaca buku atau mendengar podcast, misalnya. Menonton, karaoke, atau merakit mainan juga sama efektifnya bagi beberapa orang. Aku yakin, saat ini kamu pun teringat akan cara-cara yang mampu kamu lakukan saat ini juga. Lakukan apa yang sesuai dengan kebutuhanmu pada saat ini, namun harapan jangan sampai terenggut darimu. Ingatlah bahwa hidupmu berharga. Sedemikian berharganya sampai Seseorang rela mati bagimu agar kamu tetap hidup. Aku berdoa, kiranya Allah yang mendengar dan menjawab doa pada waktuNya, menunjukkan kasih setiaNya seperti yang Dia pernah tunjukkan ketika aku melewati palung dan lembah. Supaya kelak, kamu pun bisa berbagi cerita tentang bagaimana Allah menolongmu kepada para temanmu atau mungkin juga kepadaku.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Coffee Treat

Saya memberikan lisensi GAMBAR ILLUSTRASI dan WALLPAPER yang ada di blog ini di Attribution-NonCommercial-ShareAlike CC BY-NC-SA. Singkatnya, kamu bisa pakai, remix dan edit karyamu berdasarkan gambar illustrasi dan wallpaper yang saya buat dan post di blog ini secara gratis untuk projectmu secara NON-KOMERSIL. Kamu nggak mesti mencantumkan sumbernya, tapi saya bakal seneng banget kalo kamu cantumkan :)

Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu-ragu kontak saya di: himself@herikurniawan.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Contact Form